Pernah merasakan, melihat, atau setidaknya mendengar tentang cake berbahan dasar salak pondoh?
Atau bahkan bakpia rasa salak pondoh?
Yap, olah-olahan tersebut lah yang berhasil ditemui Tim DKW KMTK UGM pada hari Minggu, 11 November 2012 lalu, ketika melakukan kunjungan ke Salakka, sebuah industri rumahan yang berspesialisasi dalam mengolah buah Salak Pondoh. Salakka berdiri pada bulan September 2010, hasil dari pemikiran sepasang suami istri, Decky Suryata dan Farahdina Budi. Salakka memiliki arti SAngat Laku seKAli, dengan harapan dapat menjadi produk yang digemari oleh masyarakat. Dengan bantuan para petani salak, mereka kemudian berniat menjadikan Salak Pondoh sebagai ciri khas Yogyakarta, dengan cara mengolahnya menjadi oleh-oleh yang unik. Maka hadirlah Cake Salak Pondoh dan Bakpia Salak Pondoh yang merupakan produk utama mereka. Seiring berjalannya waktu, sebagai pionir dalam mengembangkan olahan Salak Pondoh, Salakka terus tumbuh dan berkembang untuk mengeluarkan produk-produk yang berkualitas.
Mengapa harus Salak Pondoh?
Mungkin inilah yang terlintas di pikiran kita saat pertama kali mendengar tentang hal ini. Salak Pondoh merupakan buah asli Sleman, Yogyakarta, yang tumbuh subur dan berlimpah sepanjang tahun. Namun, karena panen berlimpah inilah, harga Salak Pondoh cukup rendah di pasar lokal. Maka dari itu, mereka bekerja sama dengan para petani dengan membeli hasil panen 40% lebih tinggi dari harga yang biasa para petani tersebut dapatkan. Selain itu, Salak Pondoh juga buah yang banyak mengandung Vitamin A, B, C, karbohidrat, protein, kalsium, fosfor, dan zat antioksidan. Buah yang cukup bermanfaat bukan?
Berikut adalah sebuah quote dari Decky Suryata yang dapat memotivasi kita, “ Bagaimana jika pertanyaan ‘gimana ya kalau nanti rugi?’ diganti dengan ‘gimana ya kalau nanti omzet-nya seketika melimpah?”
0 Comments